Wednesday, March 18, 2015

Penalaran, Berpikir Deduktif, dan Berpikir Induktif



Penalaran

Pengertian
Penalaran adalah suatu proses berpikir dengan berpikir logis menggunakan nalar tanpa mempedulikan pengamatan indera atau pengamatan empirik, untuk mencapai pada suatu kesimpulan yang berupa pernyataan baru atau pengetahuan.

Proposisi
Proposisi adalah suatu pernyataan atau dapat disebut juga istilah yang terdapat di antara subjek dan predikat yang dapat membuat suatu kalimat atau ungkapan yang dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau juga dapat dibuktikan benar atau tidaknya.
Kalimat-kalimat seperti kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat harapan, itu bukan termasuk proposisi, yang termasuk adalah seperti kalimat berita yang netral. Tapi kalimat-kalimat yang tidak termasuk itu juga dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi laimat berita yang netral.
Proposisi dalam ilmu logika mempunyai tiga unsur, yaitu :
-        Subyek, adalah sebuah kata atau rangkaian beberapa kata untuk diterangkan atau kalimat yang dapat berdiri sendiri (tidak menggantung).
-        Predikat adalah perkara yang dinyatakan dalam subjek.
-        Kopula adalah kata yang menghubungkan subjek dan predikat seperti misalnya adalah, ialah, yaitu, itu, merupakan.

Inferensi dan Implikasi
a)     Inferensi adalah tindakan atau proses membuat kesimpulan berdasarkan ungkapan logis dari premis-premis yang diketahui atau dianggap benar. Kesimpulan yang ditarik juga disebut sebagai idiomatik. Dalam membuat inferensi perlu dipertimbangkan implikatur. Implikatur adalah makna tidak langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan oleh apa yang terkatakan (eksplikatur). Dalam inferensi terdapat 2 jenis inferensi yaitu, langsung dan tidak langsung.
·       Inferensi langsung :         
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari satu premis (proposisi yang digunakan untuk penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari premisnya.
                        Contoh :         
                        Bu, besok temanku berulang tahun. Saya diundang makan malam. Tapi saya tidak punya baju baru, kadonya lagi belum ada.
Maka inferensi dari ungkapan tersebut , bahwa tidak bisa pergi ke ulang tahun temannya.
·       Inferensi tidak langsung :
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari dua atau lebih premis. Proses akal budi membentuk sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi lama.
                        Contoh :         
                        A : Saya melihat ke dalam kamar itu.
B : Plafonnya sangat tinggi.
Sebagai missing link diberikan inferensi, misalnya:
C: kamar itu memiliki plafon
b)     Implikasi yaitu rangkuman, sesuatu yang dianggap ada karena sudah dirangkum dalam fakta yang juga merpakan suatu pernyataan logika yang hanya akan bernilai salah ketika sebab bernilai benar dan akibat bernilai salah.
            Implikasi dapat merujuk kepada:
·       Dalam manajemen:
o   Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi,   perencanaan kerja dan formulasi kebijakan
o   Implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.
·         Dalam logika:
o   Implikasi logis dalam logika matematika.
o   Kondisional material dalam filsafah logika.

Wujud Evidensi
Evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya suatu kebenaran atau fakta. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh digabung dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujud yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu, biasanya berupa statistik, dan keterangan-keterangan yang dikumpulkan atau diberikan oleh orang-orang kepada seseorang, semuanya dimasukkan dalam pengertian data (apa yang diberikan) dan informasi (bahan keterangan). Evidensi sering juga disebut bukti empiris.

Cara Menguji Data
Data dan informasi adalah catatan dari kumpulan yang merupakan fakta. Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Sedangkan instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah atau dianalisis. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi.
Beberapa metode untuk menguji data yaitu :
-        Observasi
Observasi atau dapat disebut juga pengamatan merupakan seluruh kegiatan pengamatan terhadap objek dengan menggunakan seluruh alat indra yaitu dengan penciuman, penglihatan, pendengaran, peraba dan pengecap. Pengamatan dengan menggunakan alat indra seperti ini disebut pengamatan langsung. Di dalam penelitian observasi dapat dilakukan dengan menggunakan tes, kuesioner, rekaman, dan lain-lain.
-        Interview
Interview merupakan dialog yang dilakukan oleh pewawancara kepada responden untuk menggali informasi.
-        Dokumentasi
Dokumentasi, berasal dari kata dokumen yang artinya semua barang-barang yang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi , peneliti menyelidiki benda benda tertulis seperti buku, notulen rapat, catatan, peninggalan benda purbakala yang merupakan symbol symbol atau gambar.
-        Otoritas
Otoritas adalah kapasitas, bawaan atau diperoleh untuk melaksanakan pengaruhnya terhadap kelompok. Otoritas sering disamakan dengan istilah 'kekuasaan', padahal sebenarnya tidak sama, kekuasaan lebih mengacu pada kemampuan untuk memrintah seseorang yang orang lain tidak memiliki kemampuan itu.

Cara menguji Fakta
·       Konsisten
Konsistensi dalam ilmu logika adalah sebuah sematik dengan sematik yang lainnya tidak mengandung kontradiksi. Tidak adanya kontradiksi dapat diartikan baik dalam hal semantik atau berhubung dengan sintaksis. Konsisten adalah salah satu sikap dari manusia yang sifatnya adalah untuk memegang teguh suatu prinsip atau pendirian dari segala hal yang telah di tentukan.
·       Koherensi
Koherensi adalah bagaimana terjadinya pengaturan antara kenyataan dan gagasan, fakta, dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dihubungkannya.
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.

Cara Menilai Autoritas
-        Tidak mengandung prasangka.
Pendapat yang ada disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya, bukan hanya sekedar prasangka atau praduga yang masih belum dibuktikan kebenarannya.
-        Pengalaman dan pendidikan autoritas
Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal untuk menilai autoritas. Pendidikan yang sudah diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut di dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat kedudukannya.
-        Kemashuran dan prestise
Pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas harus diketahui apakah hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain atau tidak.
-        Koherensi dengan kemajuan.
Terakhir adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang yang sedang diteliti itu.


Berpikir Deduktif

Pengertian deduktif adalah penarikan atau pengambilan kesimpulan untuk suatu atau beberapa kasus khusus yang didasarkan kepada suatu fakta umum. Pengertian ini diambil dari kata deduksi yang berasal dari bahasa inggris yaitu deduction. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme. Silogisme disusun dari dua buah pernyataan atau proposisi dan sebuah kesimpulan atau konklusi.
Jenis-jenis Silogisme

1. Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang disusun berdasarkan klarifikasi premis dan semua kesimpulannya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor. Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh:
    Mayor : Semua tanaman membutuhkan air.
    Minor : Pohon jambu adalah tanaman.
    Kesimpulan : Pohon jambu membutuhkan air.

2. Silogisme Hipotetik
Silogisme hipotetik yaitu pernyataan yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, tapi untuk premis minornya adalah proposisi kategorik yang menetapkan atau mengingkari term antecedent atau term konklusi premis mayornya.
Terdapat 4 macam tipe silogisme hipotetik :
-        Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:
Mayor : Jika cuaca panas saya menggunakan payung.(mayor)
Minor : Sekarang cuaca panas.
Kesimpulan : Saya menggunakan payung.
-        Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
Contoh:
Mayor : Jika hujan turun, jemuran baju akan basah.
Minor : Sekarang jemuran baju telah basah.
Kesimpulan : Hujan telah turun.
-        Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent.
Contoh:
Mayor : Jika harga BBM naik, maka kegelisahan akan timbul.
Minor : Harga BBM tidak naik.
Kesimpulan : Kegelisahan tidak akan timbul.
-        Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:
Mayor : Bila masyarakat berdemo, pihak polisi akan gelisah.
Minor : Pihak polisi tidak gelisah.
Kesimpulan : Masyarakat tidak berdemo.

3. Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif yaitu silogisme yang tersusun atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya dan akan membuat kesimpulan yang menolak alternatif yang lain.
Contoh:
            Mayor : Dosen itu mengajar di Depok atau Salemba.
            Minor : Dosen itu mengajar di Salemba.
Kesimpulan : Jadi, Dosen itu tidak berada di Depok.

4. Entimen
Pada silogisme ini dapat kita ketahui dalam percakapan di kehidupan sehari-hari, suatu logisme seringkali diperpendek, yakni tanpa menyebutkan premis-premis umum. Seseorang lansung mengatakan kesimpulan yang diikuti dengan premis khusus sebagai penyebabnya. Bentuk silogisme seperti ini disebut entimen.
Contoh:
Mayor : Semua Presiden yang jujur tidak mau melakukan korupsi.
Minor : Pak Jokowi seorang pemimpin yang jujur.
Kesimpulan : Pak Jokowi tidak mau melakukan korupsi.
Entimen : Pak Jokowi tidak melakukan korupsi, karena ia seorang Presiden yang jujur.


Berpikir Induktif

Induksi yaitu cara untuk mempelajari sesuatu yang bertolak belakang dari peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang sifatnya umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran dengan cara induktif dapat dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang punya ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi.
Jenis-jenis berpikir induktif :

1. Generalisasi
Generalisasi merupakan penalaran untuk penarikan kesimpulan umum dari pernyataan atau data-data yang ada yang bertolak dari fenomena individual.
Generalisasi dibagi menjadi 2 :
-        Generalisasi Sempurna / tanpa loncatan induktif
Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan.
-        Generalisasi Tidak Sempurna / dengan loncatan induktif
            Fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada

2. Hipotesa dan Teori
Hipotesa merupakan bagian dari informasi yang masih belum dapat dipastikan kebenarannya, sedangkan Teori adalah sebuah fakta yang sudah tepat dan dapat dipertanggung jawabkan. Hipotesa adalah semacam teori yang diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta tertentu sebagai tuntunan untuk meneliti fakta lebih lanjut. Sebaliknya, teori sebenarnya merupakan hipotesa yang secara relative lebih kuat sifatnya bila dibandingkan dengan hipotesa. Hipotesa merupakan suatu dugaan yang bersifat sementara, sedangkan teori merupakan hipotesa yang telah di uji dan yang sudah dapat diterapkan.

3. Analogi
Analogi adalah penarikan kesimpulan dengan berdasarkan pada kesamaan data atau fakta. Pada analogi biasanya membandingkan 2 hal yang memiliki karakteristik berbeda namun dicari persamaan yang ada di tiap bagiannya.
Tujuan dari analogi :  - Meramalkan kesamaan.
                                    - Mengelompokkan klasifikasi.
                                    - Menyingkapkan kekeliruan.

4. Hubungan Kausal
  Merupakan perinsip sebab-akibat yang dharuri dan pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.

Induksi Dalam Metode Eksposisi
Ini adalah salah satu jenis pengembangan pada paragraf di dalam penulisan yang isinya ditulis dengan maksud dan tujuan untuk memberikan penjelasan dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.


Sumber Penulisan :

No comments:

Post a Comment