Wednesday, November 13, 2013

Autobiografi

Nama saya adalah Alessandro Kevin, biasa dipanggil Ale di lingkungan luar, tapi di lingkungan rumah dan keluarga saya mempunyai nama panggilan Aldo. Saya adalah orang yang berjenis kelamin laki-laki dan lahir di Jakarta atau lebih tepatnya di Rumah Sakit St. Carolus di daerah Jakarta Pusat, pada tanggal 4 Januari 1993. Agama saya mengikuti kedua orang tua saya yaitu Kristen Protestan. Saya adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari keluarga yang dikepalai oleh Bapak Thimotius Tanasale dan dengan Ibu Mada Dewi Dewayani.
Thimoutius Tanasale adalah ayah saya, dia adalah orang yang berasal dari daerah Maluku atau biasa disebut orang ambon. Dan ibu saya, Mada Dewi Dewayani berasal dari daerah Yogyakarta. Mereka berdua adalah orang yang merawat saya serta kakak dan adik saya sejak kecil. Saya mempunyai satu kaka dan juga satu adik. Kedua saudara saya itu berjenis kelamin perempuan. Kakak saya bernama Anna Margareth, yang lahir pada tanggal 15 November 1990 di Jakarta. Dan adik saya bernama Astrid Patricia, yang lahir pada tanggal 23 Agustus 1995 di Jakarta. Kami sekeluarga tinggal di dalam satu rumah sederhana yang beralamatkan di Jl. P. Kangean Blok D 11 No 4 di Komplek AL Jatimakmur, Pondok Gede – Bekasi. Keluarga ini adalah bagian terpenting dalam hidup saya, karena keluarga ini adalah tempat awal saya belajar berbagai macam hal.
Saya memulai pendidikan saya pada umur 2 tahun di taman kanak-kanak atau TK. Awalnya saya hanya ikut-ikutan dengan kaka saya yang baru masuk TK juga, tapi ternyata saya bisa mengikuti apa yang diajarkan. Tapi karena umur saya waktu itu masih terlalu muda, guru dan orangtua saya sepakat bahwa saya tetap di TK A. Akhirnya saya menyelesaikan TK pada umur 5 tahun dan lanjut pada pendidikan berikutnya yaitu Sekolah Dasar (SD). Saat mendaftar SD saya sempat tidak diperbolehkan mendaftar karena saat itu batas usianya adalah 6 tahun, sedangkan saya masih berumur 5 tahun. Kemudian saya diberikan tes di tempat terpisah dan ternyata saya bisa mengerjakan dengan baik tes yang diberikan, bahkan nilai yang saya peroleh cukup baik. Akhirnya berdasarkan hasil tes, saya diterima bersekolah di SD tersebut. Nama SD saya adalah SD Katholik Pamardi Yuwana Bhakti, sekolah swasta Katholik yang ada tidak terlalu jauh dari tempat tinggal saya. Semasa di SD saya selalu masuk ke dalam kelas unggulan, tapi karena persaingan yang cukup sulit di dalam kelas unggulan, saya tidak pernah mendapatkan rangking atau masuk dalam peringkat 10 besar di kelas. Tapi saya tetap bersyukur untuk semua yang sudah saya alami selama di SD, karena saya banyak mendapatkan pengalaman. Pada kelas 3 SD saya juga mengikuti kegiatan Marching Band karena itu adalah kegiatan Ekstrakurikuler yang ada di sekolah saya. Kegiatan Marching Band adalah kegiatan yang menggunakan banyak alat musik, yang jika dipadukan akan menghasilkan musik yang baik dan enak didengar. Kemudian setelah saya lulus SD saya mengikuti tes masuk untuk SMP negeri di Jakarta. Karena saya berasal dari SD di bekasi, maka untuk masuk ke SMP negri di Jakarta cukup sulit dan harus mempunyai nilai yang tinggi. Dan karena sewaktu mengikuti tes kurang persiapan, maka saya mendapatkan SMP yang tidak termasuk dalam kategori unggulan, yaitu SMPN 24 Jakarta. Itu adalah SMP negri yang terdapat di daerah Kampung Dukuh, Jakarta Timur. Semasa SMP saya merasakan pergaulan yang berbeda karena saya berasal dari SD swasta dan sebelumnya belum pernah bersekolah di sekolah negri. Masuk di SMP negri membuat saya mendapatkan banyak pengalaman baru dan juga membuat saya mengenal berbagai macam teman-teman baru yang mempunyai sifat berbeda-beda dan tidak pernah saya temui sebelumnya.
Kemudian setelah melalui tiga tahun masa SMP yang menyenangkan, akhirnya saya lulus dengan nilai yang cukup baik. Rata-rata 8,4 dari tiga mata pelajaran membuat saya lebih mudah dalam memilih SMA. Tapi karena SMA yang masuk kategori unggulan kebanyakan letaknya cukup jauh dari tempat tinggal saya, sehingga membuat saya mengambil keputusan untuk mencari SMA negri yang tidak terlalu jauh. Akhirnya saya mendaftar di SMAN 113 yang terletak di Lubang Buaya, Jakarta Timur. Saya langsung lolos dan mendapatkan peringkat 39 dari sekitar 400 siswa yang diterima. Masa SMA adalah masa yang sangat menyenangkan, karena disitulah proses saya menjadi dewasa. Di SMA saya mengikuti kegiatan Futsal yang termasuk dalam kegiatan Ekstrakurikuler. Saya selalu mengikuti kegiatan futsal yang ada di sekolah saya yang waktu itu selalu diadakan setiap sabtu pagi dan hari kamis sepulang sekolah. Tapi bukan karena saya senang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, tapi karena memang saya sangat menyukai futsal. Futsal sudah menjadi hobby saya. Futsal adalah olahraga yang menyenangkan menurut saya. Melalui futsal kita bisa banyak belajar, misalnya belajar bekerja sama karena di dalam futsal kerja sama adalah yang terutama. Saya mengikuti kegiatan futsal dari kelas 1 sampai di kelas 3 dan sudah mengikuti berbagai macam lomba futsal antar sekolah. Prestasi yang telah di dapat pun cukup banyak. Tapi prestasi tertinggi yang pernah saya raih adalah Juara 1 Futsal di perlombaan Freedom of Forestation, suatu kompetisi futsal antar SMA seJabodetabek yang diadakan oleh SMAN 48 Jakarta. Menjadi juara pada perlombaan tersebut adalah hal yang sangat membanggakan, karena perlombaan tersebut diikuti oleh berbagai sekolah yang juga tentunya sudah terkenal di bidang futsal. Kami berhasil menjadi juara pada perlombaan tersebut berkat usaha, kerja keras, dan juga hasil latihan kami sehingga kami mampu membawa nama baik sekolah kami. Tim futsal yang berhasil menjadi juara itu pun sampai sekarang masih tetap terbentuk dan mempunyai nama Rayhan FC. Walaupun setelah kami lulus SMA tapi kami masih tetap kompak dan selalu berlatih dengan rutin. Walau sekarang sudah punya kesibukan masing-masing, tapi kami masih selalu menyempatkan diri untuk terus berkumpul dan berlatih bersama. Kembali ke SMA, SMA adalah tempat pembelajaran yang cukup sulit. Mulai dari pelajarannya, juga lingkup sosialnya pun semakin luas. Tapi saya berhasi melalui tiga tahun masa SMA, walaupun banyak sekali rintangan seperti tugas-tugas yang selalu ada, godaan atau ajakan dari teman-teman yang mengarah ke arah negative dan juga banyak hal lain yang didapat di SMA.
Setelah lulus SMA saya tidak langsung melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Setelah sempat menganggur selama satu tahun, di tahun berikutnya saya mulai mencari pekerjaan. Dan akhirnya saya ditawarkan untuk bekerja di travel agent. Setelah mengikuti interview, akhirnya saya langsung diperbolehkan bekerja esok harinya. Awal bekerja cukup sulit untuk bangun pagi karena sudah terbiasa bangun siang. Tapi karena tuntutan pekerjaan, maka saya harus berusaha. Setelah hampir setahun bekerja, saya mulai berpikir untuk melanjutkan pendidikan. Dan saya juga mendapat nasehat juga dukungan dari orang-orang sekitar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah. Tempat bekerja saya saat itu terletak di deretan Ruko Duta Permai yang berada tepat bersebelahan dengan Universitas Gunadarma kampus J. Karena letaknya yang sangat berdekatan, saya memutuskan untuk mendaftar di Gunadarma untuk kelas malam atau kelas karyawan. Setelah mendaftar kemudian saya juga mengikuti tes. Lulus dengan hasil yang lumayan yaitu Grade A, saya melanjutkan dengan tes kesehatan. Pada tes kesehatan saya juga dinyatakan lulus dan tinggal mengikuti masa pra kuliah. Tapi masalah terjadi setelah semua urusan administrasi selesai. Pimpinan dari tempat saya bekerja tidak mengijinkan saya untuk kuliah. Saya sempat bingun harus memilih yang mana, karena jika saya tidak bekerja maka saya tidak bisa membiayai kuliah. Akhirnya saya memutuskan untuk mencari pekerjaan lain sebelum keluar dari tempat saya bekerja. Itu saya lakukan setelah saya memutuskan bahwa tahun itu juga saya harus memulai kuliah. Akhirnya saya ditawarkan bekerja dengan saudara saya, karena mereka mempunyai usaha keluarga dan mereka juga sangat mendukung saya untuk melanjutkan pendidikan. Letaknya pun tidak jauh dari rumah saya, sehingga memudah kan saya untuk kuliah. Dan akhirnya saya pun masuk di Universitas Gunadarma pada tahun 2012.
Selain mempunyai kegiatan bekerja dan juga kuliah, saya juga banyak mengikuti kegiatan di gereja. Karena cukup aktif dalam mengikuti kegiatan di gereja, saya terpilih menjadi salah satu pengurus pemuda gereja yang dinama Gerakan Pemuda GPIB Pelita. GPIB Pelita adalah gereja tempat saya beribadah. Menjadi seorang pengurus bukan lah hal yang mudah seperti yang saya pikirkan pada awalnya. Banyak hal yang tidak berjalan sesuai dengan yang kita inginkan. Kemudian selalu ada masalah yang menyebabkan timbulnya perpecahan antar anggota atau bahkan antar pengurus. Jika saja kita tidak bisa menyikapi dengan bijak bukan tidak mungkin susunan pengurus ini bisa berantakan. Tapi kami masing-masing mencoba untuk saling percaya dan yakin bahwa tanggung jawab akan dapat dilakukan oleh masing-masing pengurus. Sehingga masalah-masalah yang muncul akan kita bicarakan bersama, supaya mempermudah penyelesaiannya. Saya masih menjadi pengurus hingga sekarang, dan dengan banyak maslah. Tapi saya dan pengurus lainnya yakin bahwa tidak ada yang tidak mungkin terselesaikan jika kita saling percaya, saling bekerjasama, dan tentunya mengandalkan Tuhan.
Sekarang saya masih bekerja dan berkuliah di semester 3. Semakin sulit pendidikan yang akan saya jalani, tapi saya yakin saya mampu menjalaninya. Semoga apa yang saya ceritakan tentang diri saya ini dapat memberikan makna pada yang membacanya dan akan sangat baik jika dapat menjadikan motivasi.

Terima Kasih J

No comments:

Post a Comment