Nama
saya adalah Alessandro Kevin, biasa dipanggil Ale di lingkungan luar, tapi di
lingkungan rumah dan keluarga saya mempunyai nama panggilan Aldo. Saya adalah
orang yang berjenis kelamin laki-laki dan lahir di Jakarta atau lebih tepatnya
di Rumah Sakit St. Carolus di daerah Jakarta Pusat, pada tanggal 4 Januari 1993.
Agama saya mengikuti kedua orang tua saya yaitu Kristen Protestan. Saya adalah
anak kedua dari tiga bersaudara dari keluarga yang dikepalai oleh Bapak
Thimotius Tanasale dan dengan Ibu Mada Dewi Dewayani.
Thimoutius
Tanasale adalah ayah saya, dia adalah orang yang berasal dari daerah Maluku
atau biasa disebut orang ambon. Dan ibu saya, Mada Dewi Dewayani berasal dari
daerah Yogyakarta. Mereka berdua adalah orang yang merawat saya serta kakak dan
adik saya sejak kecil. Saya mempunyai satu kaka dan juga satu adik. Kedua
saudara saya itu berjenis kelamin perempuan. Kakak saya bernama Anna Margareth,
yang lahir pada tanggal 15 November 1990 di Jakarta. Dan adik saya bernama
Astrid Patricia, yang lahir pada tanggal 23 Agustus 1995 di Jakarta. Kami
sekeluarga tinggal di dalam satu rumah sederhana yang beralamatkan di Jl. P.
Kangean Blok D 11 No 4 di Komplek AL Jatimakmur, Pondok Gede – Bekasi. Keluarga
ini adalah bagian terpenting dalam hidup saya, karena keluarga ini adalah
tempat awal saya belajar berbagai macam hal.
Saya
memulai pendidikan saya pada umur 2 tahun di taman kanak-kanak atau TK. Awalnya
saya hanya ikut-ikutan dengan kaka saya yang baru masuk TK juga, tapi ternyata
saya bisa mengikuti apa yang diajarkan. Tapi karena umur saya waktu itu masih
terlalu muda, guru dan orangtua saya sepakat bahwa saya tetap di TK A. Akhirnya
saya menyelesaikan TK pada umur 5 tahun dan lanjut pada pendidikan berikutnya
yaitu Sekolah Dasar (SD). Saat mendaftar SD saya sempat tidak diperbolehkan
mendaftar karena saat itu batas usianya adalah 6 tahun, sedangkan saya masih
berumur 5 tahun. Kemudian saya diberikan tes di tempat terpisah dan ternyata
saya bisa mengerjakan dengan baik tes yang diberikan, bahkan nilai yang saya
peroleh cukup baik. Akhirnya berdasarkan hasil tes, saya diterima bersekolah di
SD tersebut. Nama SD saya adalah SD Katholik Pamardi Yuwana Bhakti, sekolah
swasta Katholik yang ada tidak terlalu jauh dari tempat tinggal saya. Semasa di
SD saya selalu masuk ke dalam kelas unggulan, tapi karena persaingan yang cukup
sulit di dalam kelas unggulan, saya tidak pernah mendapatkan rangking atau
masuk dalam peringkat 10 besar di kelas. Tapi saya tetap bersyukur untuk semua
yang sudah saya alami selama di SD, karena saya banyak mendapatkan pengalaman. Pada
kelas 3 SD saya juga mengikuti kegiatan Marching Band karena itu adalah
kegiatan Ekstrakurikuler yang ada di sekolah saya. Kegiatan Marching Band
adalah kegiatan yang menggunakan banyak alat musik, yang jika dipadukan akan
menghasilkan musik yang baik dan enak didengar. Kemudian setelah saya lulus SD
saya mengikuti tes masuk untuk SMP negeri di Jakarta. Karena saya berasal dari
SD di bekasi, maka untuk masuk ke SMP negri di Jakarta cukup sulit dan harus mempunyai
nilai yang tinggi. Dan karena sewaktu mengikuti tes kurang persiapan, maka saya mendapatkan
SMP yang tidak termasuk dalam kategori unggulan, yaitu SMPN 24 Jakarta. Itu
adalah SMP negri yang terdapat di daerah Kampung Dukuh, Jakarta Timur. Semasa SMP
saya merasakan pergaulan yang berbeda karena saya berasal dari SD swasta dan
sebelumnya belum pernah bersekolah di sekolah negri. Masuk di SMP negri membuat
saya mendapatkan banyak pengalaman baru dan juga membuat saya mengenal berbagai
macam teman-teman baru yang mempunyai sifat berbeda-beda dan tidak pernah saya
temui sebelumnya.
Kemudian setelah melalui tiga
tahun masa SMP yang menyenangkan, akhirnya saya lulus dengan nilai yang cukup
baik. Rata-rata 8,4 dari tiga mata pelajaran membuat saya lebih mudah dalam
memilih SMA. Tapi karena SMA yang masuk kategori unggulan kebanyakan letaknya
cukup jauh dari tempat tinggal saya, sehingga membuat saya mengambil keputusan
untuk mencari SMA negri yang tidak terlalu jauh. Akhirnya saya mendaftar di
SMAN 113 yang terletak di Lubang Buaya, Jakarta Timur. Saya langsung lolos dan
mendapatkan peringkat 39 dari sekitar 400 siswa yang diterima. Masa SMA adalah
masa yang sangat menyenangkan, karena disitulah proses saya menjadi dewasa. Di
SMA saya mengikuti kegiatan Futsal yang termasuk dalam kegiatan
Ekstrakurikuler. Saya selalu mengikuti kegiatan futsal yang ada di sekolah saya
yang waktu itu selalu diadakan setiap sabtu pagi dan hari kamis sepulang
sekolah. Tapi bukan karena saya senang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, tapi
karena memang saya sangat menyukai futsal. Futsal sudah menjadi hobby saya.
Futsal adalah olahraga yang menyenangkan menurut saya. Melalui futsal kita bisa
banyak belajar, misalnya belajar bekerja sama karena di dalam futsal kerja sama
adalah yang terutama. Saya mengikuti kegiatan futsal dari kelas 1 sampai di
kelas 3 dan sudah mengikuti berbagai macam lomba futsal antar sekolah. Prestasi
yang telah di dapat pun cukup banyak. Tapi prestasi tertinggi yang pernah saya
raih adalah Juara 1 Futsal di perlombaan Freedom of Forestation, suatu
kompetisi futsal antar SMA seJabodetabek yang diadakan oleh SMAN 48 Jakarta.
Menjadi juara pada perlombaan tersebut adalah hal yang sangat membanggakan,
karena perlombaan tersebut diikuti oleh berbagai sekolah yang juga tentunya
sudah terkenal di bidang futsal. Kami berhasil menjadi juara pada perlombaan
tersebut berkat usaha, kerja keras, dan juga hasil latihan kami sehingga kami
mampu membawa nama baik sekolah kami. Tim futsal yang berhasil menjadi juara
itu pun sampai sekarang masih tetap terbentuk dan mempunyai nama Rayhan FC.
Walaupun setelah kami lulus SMA tapi kami masih tetap kompak dan selalu
berlatih dengan rutin. Walau sekarang sudah punya kesibukan masing-masing, tapi
kami masih selalu menyempatkan diri untuk terus berkumpul dan berlatih bersama.
Kembali ke SMA, SMA adalah tempat pembelajaran yang cukup sulit. Mulai dari
pelajarannya, juga lingkup sosialnya pun semakin luas. Tapi saya berhasi
melalui tiga tahun masa SMA, walaupun banyak sekali rintangan seperti
tugas-tugas yang selalu ada, godaan atau ajakan dari teman-teman yang mengarah
ke arah negative dan juga banyak hal lain yang didapat di SMA.
Setelah lulus SMA saya tidak
langsung melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Setelah sempat menganggur selama satu
tahun, di tahun berikutnya saya mulai mencari pekerjaan. Dan akhirnya saya
ditawarkan untuk bekerja di travel agent. Setelah mengikuti interview, akhirnya
saya langsung diperbolehkan bekerja esok harinya. Awal bekerja cukup sulit
untuk bangun pagi karena sudah terbiasa bangun siang. Tapi karena tuntutan
pekerjaan, maka saya harus berusaha. Setelah hampir setahun bekerja, saya mulai
berpikir untuk melanjutkan pendidikan. Dan saya juga mendapat nasehat juga
dukungan dari orang-orang sekitar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
kuliah. Tempat bekerja saya saat itu terletak di deretan Ruko Duta Permai yang
berada tepat bersebelahan dengan Universitas Gunadarma kampus J. Karena
letaknya yang sangat berdekatan, saya memutuskan untuk mendaftar di Gunadarma
untuk kelas malam atau kelas karyawan. Setelah mendaftar kemudian saya juga
mengikuti tes. Lulus dengan hasil yang lumayan yaitu Grade A, saya melanjutkan
dengan tes kesehatan. Pada tes kesehatan saya juga dinyatakan lulus dan tinggal
mengikuti masa pra kuliah. Tapi masalah terjadi setelah semua urusan
administrasi selesai. Pimpinan dari tempat saya bekerja tidak mengijinkan saya
untuk kuliah. Saya sempat bingun harus memilih yang mana, karena jika saya
tidak bekerja maka saya tidak bisa membiayai kuliah. Akhirnya saya memutuskan
untuk mencari pekerjaan lain sebelum keluar dari tempat saya bekerja. Itu saya
lakukan setelah saya memutuskan bahwa tahun itu juga saya harus memulai kuliah.
Akhirnya saya ditawarkan bekerja dengan saudara saya, karena mereka mempunyai usaha
keluarga dan mereka juga sangat mendukung saya untuk melanjutkan pendidikan.
Letaknya pun tidak jauh dari rumah saya, sehingga memudah kan saya untuk
kuliah. Dan akhirnya saya pun masuk di Universitas Gunadarma pada tahun 2012.
Selain mempunyai kegiatan bekerja
dan juga kuliah, saya juga banyak mengikuti kegiatan di gereja. Karena cukup
aktif dalam mengikuti kegiatan di gereja, saya terpilih menjadi salah satu
pengurus pemuda gereja yang dinama Gerakan Pemuda GPIB Pelita. GPIB Pelita
adalah gereja tempat saya beribadah. Menjadi seorang pengurus bukan lah hal
yang mudah seperti yang saya pikirkan pada awalnya. Banyak hal yang tidak
berjalan sesuai dengan yang kita inginkan. Kemudian selalu ada masalah yang
menyebabkan timbulnya perpecahan antar anggota atau bahkan antar pengurus. Jika
saja kita tidak bisa menyikapi dengan bijak bukan tidak mungkin susunan
pengurus ini bisa berantakan. Tapi kami masing-masing mencoba untuk saling
percaya dan yakin bahwa tanggung jawab akan dapat dilakukan oleh masing-masing
pengurus. Sehingga masalah-masalah yang muncul akan kita bicarakan bersama,
supaya mempermudah penyelesaiannya. Saya masih menjadi pengurus hingga
sekarang, dan dengan banyak maslah. Tapi saya dan pengurus lainnya yakin bahwa
tidak ada yang tidak mungkin terselesaikan jika kita saling percaya, saling
bekerjasama, dan tentunya mengandalkan Tuhan.
Sekarang saya masih bekerja dan
berkuliah di semester 3. Semakin sulit pendidikan yang akan saya jalani, tapi
saya yakin saya mampu menjalaninya. Semoga apa yang saya ceritakan tentang diri
saya ini dapat memberikan makna pada yang membacanya dan akan sangat baik jika
dapat menjadikan motivasi.
Terima Kasih J